Didalam Formasi Steenkool di Cekungan Bintuni terdapat endapan batubara yang nilai kalorinya berbeda jauh, yaitu yang ditemukan didaerah Tembuni dan daerah Horna. Untuk mengetahui faktor -faktor yang menyebabkan perbedaan nilai kalori tersebut perlu dilakukan kajian mengenai aspek geologi dari keduadaerah tersebut. Nilai kalori rata-rata batubara daerah Tembuni sekitar 4823 cal/gr, sedangkan nilai kalori rata-rata daerah Horna sekitar 7526 cal/gr. Padahal berdasarkan peta geologi Lembar Ransiki (Atmawinata S.,dkk., 1989)endapan batubara yang ditemukan didaerah Tembuni maupun Horna terdapat dalam formasi yang sama yaitu Formasi Steenkool yang berumur Mio-Pliosen.Menurut C. F. K. Diessel (1992) pembentukan batubara diawali dengan proses biokimia, kemudian diikuti oleh proses geokimia dan fisika, proses yang kedua ini sangat berpengaruh terhadap peringkat batubara (“ coal rank “), yaitu perubahan jenis mulai dari gambut ke lignit, bituminous, sampai antrasit. Faktor yang sangat berperan didalam proses kedua tersebut adalah temperatur, tekanan, dan waktu. Nilai kalori batubara daerah Horna yang tinggi disebabkan oleh pembebabanan yang lebih tinggi dari daerah Tembuni, sehingga tekanan yang mempengaruhinya lebih besar, akibat dari tekanan yang besar akan menimbulkan panas juga. Apabila pembebabanan lebih tinggi berarti sedimentasi diatas batubara lebih tebal, hal ini bisa terjadi kalau sebelum diendapkan Formasi Steenkool, posisi daerah Horna jauh lebih rendahatau lebih dalam dari daerah Tembuni. Jurus perlapisan batuan di daerah Tembuni berkisar antara 75 derajat -150 derajat, dengan sudut kemiringan berkisar antara 12 derajat -25 derajat, sedangkan jurus perlapisan batuan di Horna berkisar antara 70 derajat -140 derajat , dengan sudut kemiringan berkisar antara 15 derajat - 85 derajat. Berdasarkan jurus dan kemiringan lapisan di daerah Horna yang sangat bervariasi, diduga di daerah Horna ada gangguan tektonik yang ada pengaruhnya juga terhadap nilai kalori batubara walaupun tidak terlalu kuat.
Copyrights © 2007