JKM (Jurnal Kebidanan Malahayati)
Vol 10, No 1 (2024): Volume 10, No 1 Januari 2024

Knowledge, Community Behavior, And Environmental Factors In Relation To The Incidence Of Dengue Hemorrhagic Fever

Putri, Devita Febriani (Unknown)
Triwahyuni, Tusy (Unknown)
Rahmadhany, Tommy Dias (Unknown)
Nusri, T Marwan (Unknown)



Article Info

Publish Date
27 Jan 2024

Abstract

Latar Belakang :   Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit tular vektor yang terkenal di Indonesia dengan tingkat endemisitas yang tinggi. Strategi dengan metode berbasis pemberdayaan serta melibatkan masyarakat secara berkelanjutan, merupakan cara efektif untuk mengendalikan DBD. Pemahaman masyarakat tentang kejadian DBD, perilaku cara menanganinya dan pencegahan kontak dengan vektor DBD serta faktor lingkungan antara lain perilaku menggantung pakaian, ketersediaan tutup pada kontainer, serta ketersediaan kawat kassa memberikan pengaruh signifikan dalam pengendalian DBD.  Hasil pre survey awal di Puskesmas Panongan Kabupaten Tangerang didapatkan informasi masih terbatasnya masyarakat lokal memahami faktor – faktor tersebut.Tujuan : Mengetahui pengaruh pengetahuan, perilaku (memakai lotion anti nyamuk, memakai kelambu) dan faktor lingkungan ( Menggantung pakaian, ketersediaan kawat kassa, dan Ketersediaan tutup kontainer) terhadap kejadian DBD di wilayah kerja Puskesmas Panongan,Kabupaten Tangerang, Banten.Metode :  Jenis penelitian adalah penelitian kuantitatif obsevasional dengan rancangan penelitian cross sectional.   Jumlah   sampel penelitian  80 responden penelitian  dengan pengambilan sampel menggunakan cluster sampling, yang terdiri dari dua kelompok desa yaitu Desa Mekar Bakti dan Desa Ciakar. Instrumen penelitian menggunakan kuisioner dan lembar observasi.Hasil penelitian :  Karakteristik responden penelitian, dari 80 orang, mayoritas responden berjenis kelamin perempuan sebanyak 54 orang (67,5%), berusia 21- 30 tahun sebanyak 32 orang (40%), memiliki pekerjaan sebagai pegawai swasta 44 orang (55%), dengan lulusan SMA sebanyak 52 orang (62%). Responden yang memiliki pengetahuan baik tentang DBD di wilayah Puskesmas Panongan Kabupaten Tangerang sebanyak 59 orang (73,75%), perilaku baik memakai lotion anti nyamuk sebanyak 41 orang (51.3%), perilaku pemakaian kelambu baik sebanyak 51 orang (63.8%), perilaku baik menggantung pakaian sebanyak  51 orang (65%).  Hasil observasi menyatakan 55 orang responden (68.8%) memiliki rumah dalam kondisi baik dengan tersedianya kawat kassa dan 67 orang (83.8%) memiliki tutup pada kontainer pada setiap rumahnya. Kesimpulan :  Diketahui distribusi kejadian DBD di wilayah Puskesmas Panongan sebanyak 65 kasus (81,25%). Perilaku menggantung pakaian berhubungan dengan kejadian DBD  di wilayah Puskesmas Panongan Tangerang dengan nilai p value = 0,035 dan nilai OR sebesar 3,632, sedangkan pengetahuan, perilaku memakai lotion anti nyamuk, perilaku memakai kelambu, serta faktor lingkungan ketersedian kawat kassa dan tutup kontainer pada rumah warga, tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan kejadian DBD.Saran :  Penyuluhan dan upaya promotif dari instansi kesehatan pemerintah lebih ditingkatkan dan diperjelas dalam metode penyampaian serta meninjau kembali upaya penanggulangan dan pemberantasan DBD pada peningkatan peran masyarakat melalui kegiatan pemberdayaan. Bagi masyarakat, Gerakan PSN lebih ditingkatkan lagi dengan kerja bakti membersihkan lingkungan sekitar guna memutus rantai penularan DBD. Kata kunci :  Demam Berdarah Dengue, Pengetahuan, Faktor Lingkungan, Perilaku Masyarakat ABSTRACT    Background: Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) stands out as a prominent vector-borne disease in Indonesia, characterized by a high level of endemicity. A strategy grounded in empowerment and continuous community involvement proves to be an effective approach for the control of dengue fever. Public comprehension of the prevalence of dengue fever, the adoption of appropriate behaviors to manage it, and the prevention of contact with dengue vectors, as well as environmental factors such as hanging clothes, the availability of lids on containers, and the availability of wire mesh wield a substantial impact on the control measures for dengue fever. The findings of pre-survey conducted at Puskesmas Panongan in Tangerang, limited understanding of these factors among local communities.Purpose: The purpose of research to ascertain the impact of knowledge, behavior, and environmental factors on the incidence of dengue fever within the working area of Puskesmas Panongan in Tangerang, Banten.Methods: The research conducted adopted a quantitative observational with the research design was cross-sectional. The total research sample was 80 respondents with the sampling technique used was cluster sampling which included two groups of villages, namely Mekar Bakti Village and Ciakar Village. The research instrument used a questionnaire and observation sheet.Results: Characteristics of research respondents, it is evident that out of the total sample of 80 respondents within the working area of Puskesmas Panongan in Tangerang, Banten, 54 respondents or 67.5% are females, and 32 respondents fall within the age range of 21-30 years (40%). Among those, 44 respondents (55%) are employed as private employees, and 52 respondents (62%) have high school degrees. Notably, 59 respondents (73.75%) demonstrated good knowledge about dengue fever, 41 respondents (51.3%) demonstrated good behavior in using anti-mosquito lotion, 51 respondents (63.8%) demonstrated good behavior in using mosquito nets, and 51 respondents (65%) demonstrated good behavior in hanging clothes. The observational findings further revealed that 55 respondents (68.8%) resided in houses with wire mesh, indicating good living conditions, and 67 respondents (83.8%) had lids on containers within their houses.Conclusion: Based on the study results, it is evident that the distribution of dengue fever cases in the woking area of Puskesmas Panongan is 65 cases (81.25%). The behavior in hanging clothes is found to be related to the incidence of dengue fever within the working area of Puskesmas Panongan in Tangerang, Banten with a p value = 0.035 and an OR value of 3.632. However, knowledge, the behavior of using anti-mosquito lotion, the behavior of using mosquito nets, as well as environmental factors such as the availability of wire mesh and container lids in residents' houses, did not exhibit a significant relationship with the incidence of dengue fever.Suggestion : Counseling and promotional efforts from government health agencies should be improved in delivery methods. Further clarity is needed in reviewing efforts to control and eradicate dengue fever, emphasizing the importance of increasing the community's role through empowerment activities. For the community, the PSN Movement is strengthened by engaging in community service to clean the surrounding environment, aiming to break the chain of dengue transmissio Keywords: Dengue Hemorrhagic Fever, Knowledge, Environmental Factors, Community Behavior.  

Copyrights © 2024






Journal Info

Abbrev

kebidanan

Publisher

Subject

Health Professions

Description

Jurnal Kebidanan Malahayati menyediakan platform untuk mempublikasikan bidang kebidanan dan jurnal juga berusaha untuk memajukan kualitas penelitian dengan memperkenalkan atau menguraikan metode baru di bidang kesehatan kebidanan untuk publikasi termasuk kebidanan dan ilmu kesehatan inti. Jurnal ini ...