Usahatani talas merupakan sumber pendapatan tertinggi di antara tanaman umbi-umbian di Kabupaten Bogor, Indonesia. Namun, terjadi penurunan produksi talas di Kecamatan Tamansari, yang merupakan salah satu sentra produksi talas, sehingga penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi kelayakan ekonominya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pendapatan, rasio R/C, pengembalian terhadap total modal, pengembalian terhadap tenaga kerja keluarga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa usahatani talas di Tamansari menguntungkan dengan pendapatan bersih sebesar Rp 56.417.964 per ha serta rasio R/C 2,5. Selain itu usahatani talas memberikan return to capital dan return to family labour masing-masing sebesar 157.13% dan Rp. 456.641 per HOK. Hasil penelitian juga menunjukan bahwa kelompok tani masih belum berperan dalam meningkatkan pendapatan petani. Namun demikian, temuan ini menegaskan bahwa usahatani talas memiliki potensi yang kuat sebagai sumber pendapatan utama bagi petani, sekaligus mendukung keberlanjutan ekonomi masyarakat setempat. Taro farming is the highest income source among root crops in Bogor Regency, Indonesia. However, there has been a decline in taro production in Tamansari Subdistrict, one of the main production centers, prompting this study to evaluate its economic feasibility. The study aims to analyze income, the R/C ratio, returns on total capital, and returns on family labor. The results indicate that taro farming is profitable, with a net income of IDR 56,417,964 per hectare and an R/C ratio of 2.5. Additionally, taro farming provides a return on capital of 157.13% and a return on family labor of IDR 456,641 per workday (HOK). The findings also reveal that farmer groups have not yet played a significant role in increasing farmers' incomes. Nevertheless, these results confirm that taro farming holds strong potential as a primary income source for farmers while supporting the economic sustainability of the local community.
Copyrights © 2024