Hadits, sebagai sumber ajaran dan pedoman bagi umat Muslim, telah memainkan peran yang penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan. Hadits adalah koleksi perkataan, tindakan, dan persetujuan yang diatribusikan kepada Nabi Muhammad SAW. Dalam konteks pengembangan ilmu hadits, hadits ahad memiliki peran khusus. Meskipun memiliki kekuatan hujjah yang lebih lemah dibandingkan dengan hadits mutawatir karena tidak ada kesepakatan banyak perawi, hadits ahad tetap dianggap sebagai sumber hukum yang sah selama memenuhi kriteria ilmu hadits. Oleh karena itu, pemahaman dan penelitian terhadap hadits ahad menjadi relevan dalam mengembangkan pemahaman tentang sunnah Nabi dan memperkaya khazanah ilmu hadits. Artikel ini bertujuan untuk menelusuri esensi hadis sebagai sumber ajaran agama, dalil-dalil kehujjahan hadis dan fungsi hadis terhadap Alquran. Hadis memiliki keduduamkan yang paling utama sebagai sumber hukum islam. Disamping itu hadis juga sebagai pedoman hidup umat islam. Islam mengenal dua sumber primer dalam perundang-undangan. Pertama, Alquran dan kedua al-Hadis. Terdapat perbedaan yang signifikan pada sistem inventarisasi sumber tersebut. Alquran sejak awal diturunkan sudah ada perintah pembukuannya secara resmi, sehingga terpelihara dari kemungkinan pemalsuan. Berbeda dengan hadits, tak ada perlakuan khusus yang baku padanya, sehingga pemeliharaannya lebih merupakan spontanitas dan inisiatif para sahabat. Fungsi utaama hadis terhadap Alquran adalah seba gai penjelas secara rinci dan menyeluruh terhadap berbaga ayat-ayat Allah.
Copyrights © 2024