Tulisan ini mengeksplorasi konsep misiologi apofatik dalam konteks perjumpaan gereja dengan kaum disabilitas intelektual, khususnya di Gereja Toraja Mamasa Jemaat Zaitun Tondok Bakaru. Misiologi apofatik, yang berakar pada pendekatan teologis yang mengakui keterbatasan bahasa dan pemahaman manusia tentang Allah, digunakan sebagai lensa untuk memahami dan mendekati kaum disabilitas intelektual. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji bagaimana gereja dapat menjalankan misinya secara inklusif, dengan mempertimbangkan pengalaman dan keberadaan kaum disabilitas sebagai bagian integral dari komunitas iman. Melalui pendekatan kualitatif, data dikumpulkan melalui observasi partisipatif, wawancara mendalam, dan studi dokumen di Jemaat Zaitun Tondok Bakaru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendekatan misiologi apofatik memungkinkan gereja untuk lebih peka terhadap keberagaman kemampuan, menghargai keberadaan kaum disabilitas intelektual sebagai subjek misi, dan menciptakan ruang bagi partisipasi aktif mereka dalam kehidupan gereja. Artikel ini menyimpulkan bahwa misiologi apofatik tidak hanya memperkaya pemahaman teologis tentang disabilitas, tetapi juga menginspirasi praktik misi yang lebih inklusif dan transformatif di gereja. Kata kunci: Apofatik, Disabilitas, Gereja Toraja Mamasa.
Copyrights © 2025