Peran orang tua yang tidak optimal dalam pengasuhan anak dapat berdampak negatif terhadap perkembangan emosional anak, terutama pada masa usia dini. Namun, keterlibatan orang tua dalam aspek emosional anak masih sering diabaikan, khususnya di wilayah pedesaan seperti TK Yamko Konja di Kabupaten Maybrat, Papua Barat. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan secara mendalam peran orang tua dalam perkembangan emosional anak kelompok B di TK tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data dianalisis menggunakan model Miles dan Huberman melalui reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Kerangka teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori perkembangan emosional anak dari Papalia, Olds, & Feldman, yang menekankan bahwa perkembangan emosi sangat dipengaruhi oleh interaksi sosial, terutama hubungan dengan orang tua. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran orang tua dalam menumbuhkan rasa cinta, menghadapi kemarahan, ketakutan, kesedihan, dan kenikmatan anak sangat mempengaruhi kestabilan emosi anak. Ketidakhadiran orang tua secara emosional, pola asuh otoriter, serta minimnya komunikasi terbuka menjadi hambatan utama dalam perkembangan emosional anak. Implikasi dari penelitian ini menekankan pentingnya kerja sama antara orang tua dan guru dalam menciptakan lingkungan pengasuhan yang suportif dan responsif. Rekomendasi yang diajukan adalah perlunya peningkatan edukasi orang tua melalui pelatihan pola asuh berbasis kasih sayang dan komunikasi terbuka agar perkembangan emosional anak dapat berkembang secara optimal.
Copyrights © 2025