Indonesia merupakan Negara yang rawan terjadinya gempa karena letak diantara tiga lempeng bumi yang masih aktif. Diperlukan konsep perencanaan yang dapat menjamin struktur tidak runtuh saat terjadi gempa kuat.pedoman analisis yang digunakan adalah SNI 2847:2013 untuk Persyaratan Beton Bertulang dan RSNI 1726:201X untuk Perencanaan Ketahanan Gempa dan struktur di analisis dengan static ekuivalen dengan bantuan program ETABS 2016. Respon struktur yang ditinjau adalah gaya geser dasar struktur sebesar 11359.832 kN mengalami perbesaran dari perencanaan SNI sebelumnya sebesar 10,9% dan didistribusikan untuk arah x dan y, kemudian hasil waktu getar alami sebesar 2.847 untuk arah x, dan 2.03 detik untuk arah y, dan hasil simpangan antar lantai paling besar terletak di lantai 11 batasan maksimum 65.47mm untuk drift x dan 62,29 untuk drift Y, simpangan antar lantai dan struktur memenuhi peraturan RSNI 1726:201X yaitu 66 mm. Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa, hasil perhitungan penulangan lentur balok menggunakan peraturan SNI 2847:2013 diperoleh jumlah tulangan yang lebih banyak dengan selisih 1.45% untuk lentur di tumpuan balok dan 1,58% untuk lentur di lapangan balok. Untuk penulangan geser balok di tumpuan dan lapangan juga mengalami penigkatan dengan selisih sebesar 1,18% dan 0.92%. Dari perencanaan analisis kolom pada penulangan lentur menggunakan peraturan SNI 2847:2013 diperoleh jumlah penulangan lebih banyak dibandingkan dengan perencanaan penulangan dengan peraturan SNI 03:2847:2002 yaitu dengan selisih 6,25%, sedangkan untuk perencanaan tulangan geser kolom mengalami pengurangan jumlah penulangan pada tumpuan maupun lapangan yaitu dengan selisih 0.6%.
Copyrights © 2024