Gangguan produksi atau penggunaan insulin dalam tubuh akan menyebabkan kadar gula darah meningkat, maka penyakit yang dikenal sebagai diabetes melitus dapat berkembang. . Kadar fibrinogen yang tinggi, peradangan, dan disfungsi endotel dapat menyebabkan peningkatan laju sedimentasi eritrosit (ESR) ketika hiperglikemia berlangsung dalam jangka waktu yang lama. Salah satu tes yang mendukung evaluasi inflamasi kronis pada pasien diabetes melitus adalah LED, sementara HbA1c digunakan untuk menilai kendali glikemik jangka panjang dan memiliki peran dalam proses inflamasi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis korelasi antara kadar HbA1c dan LED pada pasien DM tipe II. Metode penelitian menggunakan desain korelasional dengan pendekatan kuantitatif dan pengambilan data diperoleh dari rekam medis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar pasien adalah laki-laki dengan kadar HbA1c > 6,5% (78,1%) dan kadar LED tinggi (82,3%). Uji korelasi menunjukkan adanya hubungan signifikan antara HbA1c dan LED (p = 0,047) dengan kekuatan hubungan yang lemah (r = 0,20). Penggunaan obat, lama sakit, kondisi patologis, dan masalah teknis merupakan beberapa faktor potensial yang dapat menjelaskan tingkat hubungan yang terbatas. Tingkat Protein C-Reaktif (CRP), interleukin-6 (IL-6), dan indikator inflamasi lainnya sebaiknya dimasukkan dalam studi mendatang, bersama dengan metode yang lebih terarah.
Copyrights © 2025