Jurnal Ketahanan Nasional
Vol 15, No 3 (2010)

Peran Strategi Pers Dalam Memperkuat Ketahanan Nasional

Tarman Azzam (Unknown)



Article Info

Publish Date
19 Dec 2016

Abstract

Krisis moneter yang menerpa Indonesia tahun 1997 berkembang menjadi krisis multidimensi, menyebabkan meletusnya era reformasi dengan runtuhnya rezim Orde Baru tahun 1998, ditandai mundurnya Presiden Soeharto diganti Wapres B. J. Habibie menjadi Presiden RI ketiga. Krisis itu terutama tahun 1997-1999, pusaran awal era reformasi. Ketahanan Nasional saat itu pada titik nadir, nasib Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dalam taruhan tetap berdiri atau ambruk sebagai nation state. Saat itu berbagai demonstrasi meletus, mencaci-maki rezim berkuasa, menghujat Orde Baru yang gagal memakmurkan rakyat, menuntut segera diatasinya krisis dan ditegakkannya hukum yang keras atas para koruptor. Pemerintah pun limbung, tidak mampu memenuhi rakyat, tidak berdaya merespons perubahan zaman, dan gagal mengatasi krisis. Akibatnya masyarakat kian kecewa dan frustrasi, maka meletuslah kemarahan yang menimbulkan chaos dan anarchy. Semua kejadian itu diliput lengkap oleh pers, tanpa tedheng aling­aling, berani dan gamblang, yang sangat dirasakan man­faatnya oleh masyarakat, terutama demi memenuhi hak rakyat untuk tahu (the people's right to know). Peranan pers sangat penting dan strategis dalam memperkuat Ketahanan Nasional. Ada korelasi yang sinergi dan konver­gensi antara pers dan Ketahanan Nasional dalam memper­kokoh dan memakmurkan kepentingan nasional, dan akan membimbing negara bangsa dalam mencapai ketahanan nasional yang tangguh.

Copyrights © 2010