Akhir-akhir ini, berbagai konflik yang berdimensi kesuku-bangsaan merupakan fenomena umum di banyak negara, baik yang menuntut otonomi lebih luas maupun berupa gerakan kemerdekaan yang ingin memisahkan diri dari 'negara induknya' (Horowitz, 1985:3). Ada kalanya konflik tersebut bersifat latent dan eksplosif. Peristiwa runtuhnya negara Uni Soviet, konflik berkepanjangan di bekas negara Yugoslavia, pertentangan antara orang Tamil dan Sinhala di Srilangka, dan sebagainya, merupakan contoh gerakan tersebut yang sekaligus merupakan fenomena yang menandai berakhirnya abad XX, termasuk berbagai konflik kesuku-bangsaan yang terjadi di Indonesia seperti peristiwa Sampit, Ambon, Poso, termasuk 'kerusuhan anti Cina'.
Copyrights © 2003