Musim kemarau memengaruhi dinamika habitat dan perilaku vektor malaria, terutama nyamuk Anopheles. Penelitian ini dilakukan di Desa Inalipue, Kecamatan Tanasitolo, Kabupaten Wajo, untuk memahami pola perkembangbiakan dan aktivitas nyamuk selama musim kemarau. Survei entomologi menggunakan metode Human Landing Collection (HLC) untuk penangkapan nyamuk dewasa di dalam dan luar rumah, serta pengamatan habitat larva di sawah, saluran irigasi, dan parit kecil. Hasil menunjukkan tiga spesies nyamuk Anopheles, yaitu Anopheles barbirostris, Anopheles vagus, dan Anopheles nigerrimus, dengan Anopheles barbirostris menjadi spesies dominan dan MBR tertinggi sebesar 3,00 gigitan/orang/malam di luar rumah, mengindikasikan tingginya risiko paparan gigitan nyamuk. Habitat utama larva ditemukan di sawah yang mengering (40%), saluran irigasi dengan aliran lambat (30%), dan parit kecil (20%). Faktor utama yang mendukung keberadaan larva meliputi ketersediaan genangan air, vegetasi pendukung, dan stabilitas air. Hasil ini menunjukkan bahwa meskipun jumlah habitat berkurang selama musim kemarau, nyamuk Anopheles tetap mampu memanfaatkan habitat yang tersisa untuk berkembang biak. Strategi pengendalian berbasis habitat seperti pengeringan genangan air, pengelolaan vegetasi, dan aplikasi larvasida direkomendasikan untuk menekan risiko penularan malaria di wilayah ini. Penelitian selanjutnya disarankan untuk mengeksplorasi hubungan antara perubahan iklim, perilaku nyamuk, dan efektivitas metode pengendalian berbasis komunitas untuk menekan populasi nyamuk di wilayah endemis. Kata Kunci: Anopheles, Musim Kemarau, Habitat, Malaria, Survei entomologi
Copyrights © 2024