ABSTRACT The global tourism wave lead to a new trend of village tourism where tourists come in small groups to interact and learn the life of villagers intensively. If the management is not well planned, this model inflicts social cultural changes in society. This study aimed to assess and formulate the youth participation in the community-based tourism (CBT) development and their contribution on social cultural regions resilience. This study used descriptive mixed methods research by using quantitative and qualitative approaches. The samples determined through purposive sampling by judgment sampling criteria.The result showed that youth was the part of the CBT’s manager actor in Pentingsari Tourism Village (Dewi Peri). The level of youth participation was a citizen power with an average of 70%. CBT development allowed the entire community to be actively involved as the main actor. Youth participation in the development of CBT contributed to social cultural resilience which based on the principle of partnership, prosperity, protection, independence, unity, and the values of local social cultural. The social cultural resilience was formed through social and cultural preservation dynamically with protecting, developing and utilizing local social cultural by tourism activities.ABSTRAK Arus pariwisata global mengarah pada tren baru pariwisata pedesaan dimana wisatawan datang dalam kelompok-kelompok kecil dan berinteraksi intensif, mempelajari kehidupan masyarakat dan ikut serta dalam kegiatan penduduk desa. Pariwisata model ini rentan menyebabkan perubahan sosial budaya di masyarakat jika pengelolaannya tidak direncanakan secara matang. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan merumuskan partisipasi pemuda dalam pengembangan pariwisata berbasis masyarakat (CBT) dan kontribusinya terhadap ketahanan sosial budaya wilayah. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan prosedur metode campuran konkuren yang mengkombinasikan pendekatan kualitatif dengan kuantitatif. Penentuan sampel dipilih berdasarkan purposive sampling dengan penggunaan keriteria berdasarkan pertimbangan. Hasil penelitian menunjukkan pemuda merupakan bagian dari aktor pengelola CBT di Desa Wisata Pentingsari (Dewi Peri). Partisipasi pemuda berada pada tingkat partisipasi citizen power dengan bobot rata-rata sebesar 70%. Model pengembangan CBT di Dewi Peri memungkinkan seluruh masyarakat terlibat secara aktif sebagai aktor utama. Partisipasi pemuda dalam pengembangan CBT di Dewi Peri berkontribusi terhadap ketahanan sosial budaya berdasarkan parameter asas kemitraan, kesejahteraan, perlindungan, kemandirian, kerukunan, nilai sosial dan budaya lokal. Ketahanan sosial budaya terbentuk melalui pelestarian sosial budaya secara dinamis dengan melindungi, mengembangkan dan memanfaatkan sosial-budaya lokal melalui aktivitas pariwisata.
Copyrights © 2016