Abundant coconut-husk waste in Nagari Lurah, Tujuah Koto Sub-district, Padang Pariaman Regency, remains under-utilised and contributes to environmental pollution. This community-engagement programme (PKM) aimed to increase the added value of coconut husks by converting them into cocopeat growing media. The implementation consisted of (1) training in husk sorting and shredding; (2) soaking, washing, drying, and sieving fibres to produce cocopeat powder; (3) assistance with physico-chemical feasibility testing; and (4) guidance on packaging and farmer-group-based marketing. The activity enabled residents to produce cocopeat with < 15 % moisture content and pH 5.6–6.2, meeting horticultural media standards. A trial run processing 50 kg of husks yielded approximately 25 kg of market-ready cocopeat, with a potential additional income of IDR 1,250,000 per production cycle. The project reduced organic waste accumulation, enhanced local technical skills, and fostered a new coconut-husk-based micro-enterprise. Limbah sabut kelapa yang melimpah di Nagari Lurah, Kecamatan Tujuah Koto, Kabupaten Padang Pariaman, belum termanfaatkan secara optimal dan menimbulkan pencemaran lingkungan. Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) ini bertujuan meningkatkan nilai tambah sabut kelapa dengan mengolahnya menjadi cocopeat sebagai media tanam. Metode pelaksanaan meliputi (1) pelatihan pemilahan dan pencacahan sabut, (2) perendaman, pencucian, pengeringan, dan pengayakan serat untuk menghasilkan serbuk cocopeat, (3) pendampingan uji kelayakan fisik–kimia, serta (4) bimbingan pengemasan dan pemasaran berbasis kelompok tani. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa warga mampu memproduksi cocopeat dengan kadar air < 15 % dan pH 5,6–6,2, sesuai standar media tanam hortikultura. Produksi percobaan 50 kg sabut menghasilkan ± 25 kg cocopeat siap jual, berpotensi menambah pendapatan Rp1 250 000 per siklus produksi. Dampak kegiatan terlihat pada berkurangnya timbunan limbah organik, peningkatan keterampilan teknis masyarakat, dan lahirnya unit usaha baru berbasis sabut kelapa.
Copyrights © 2025