Daun salam (Syzygium polyanthum) telah dikenal luas di Indonesia sebagai bumbu dapur yang tidak hanya memberikan aroma khas pada masakan, tetapi juga memiliki berbagai manfaat kesehatan, terutama dalam pengobatan tradisional. Daun salam, yang sering digunakan sebagai bumbu dapur atau rempah-rempah untuk menambah aroma masakan, ternyata memiliki berbagai manfaat kesehatan yang masih kurang diketahui oleh masyarakat. Daun salam mengandung berbagai senyawa kimia seperti alkaloid, fenolik, tanin, steroid, saponin, triterpenoid, dan flavonoid, yang memiliki peran sebagai antioksidan. Studi literatur ini dirangkum dari artikel-artikel penelitian terdahulu, baik dari jurnal nasional maupun internasional, yang diperoleh melalui database Google Scholar dan ScienceDirect, yang diterbitkan antara tahun 2019 hingga 2024. Tujuan dari studi literatur ini adalah untuk membahas berbagai khasiat daun salam dalam mengatasi penyakit kronis. Daun salam mengandung senyawa bioaktif penting, seperti flavonoid, tannin, minyak atsiri, serta senyawa antioksidan dan antiinflamasi lainnya yang berperan dalam menurunkan kadar asam urat, menurunkan tekanan darah, mengurangi kadar kolesterol, dan mengendalikan kadar glukosa darah. Metode pengobatan dengan daun salam, baik dalam bentuk rebusan maupun ekstrak, telah terbukti memberikan efek positif pada pasien dengan penyakit-penyakit tersebut. Penggunaan daun salam dianggap aman dan mudah diakses oleh masyarakat luas, karena tanaman ini mudah ditemukan dan relatif terjangkau. Diharapkan, hasil penelitian ini dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang potensi daun salam sebagai alternatif pengobatan yang efektif untuk penyakit degeneratif yang banyak ditemui di Indonesia, sekaligus mendukung pemanfaatan tanaman lokal dalam upaya peningkatan kesehatan masyarakat.
Copyrights © 2024