Estetika dalam seni digital tidak lagi terbatas pada harmoni visual, tetapi meluas hingga mencakup disrupsi dan kegagalan sistem. Penelitian ini mengeksplorasi praktik glitch art sebagai bentuk ekspresi artistik yang memanfaatkan kesalahan digital sebagai bahasa visual yang otentik dan reflektif. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan desain fenomenologis, penelitian ini melibatkan lima seniman digital Indonesia yang aktif menciptakan karya berbasis glitch. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi karya, kemudian dianalisis menggunakan analisis tematik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa glitch tidak hanya digunakan sebagai efek visual, tetapi juga sebagai simbol perlawanan terhadap estetika algoritmik dan narasi kesempurnaan dalam budaya digital. Teknik produksi glitch sangat bervariasi, mulai dari databending hingga manipulasi kode, dan makna yang dihasilkan mencakup trauma, identitas, spiritualitas, dan kritik sosial. Implikasi penelitian ini mencakup pengembangan kurikulum seni digital, desain komunikasi eksperimental, serta pembentukan narasi estetika baru yang inklusif terhadap ketidaksempurnaan. Glitch art terbukti bukan sekadar kesalahan visual, melainkan bentuk ekspresi estetika kontemporer yang kompleks dan transformatif.
Copyrights © 2024