Penelitian ini mengkaji adaptasi komunikasi masyarakat transmigran Jawa dan transmigran Bali dalam konteks kegiatan penyuluhan pertanian di desa Watabenua, Landono, Sulawesi Tenggara. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik deskriptif kualitatif. Data diperoleh melalui observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi berupa gambar, audio, serta studi pustaka. Analisis data meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Bentuk adaptasi komunikasi dalam penyuluhan pertanian di desa Watabenua dapat dilihat dari perilaku komunikasi verbal dan juga perilaku komunikasi non verbal Petani transmigran Jawa dan transmigran Bali, yakni dengan memahami dan menggunakan beberapa Bahasa lokal seperti “tabe” dan menggunakan Bahasa Indonesia saat penyuluhan, mengikuti budaya high context masyarakat lokal dengan menyampaikan pesan yang bersifat implisit ketika hendak mengakhiri suatu pertemuan atau pembicaraan, meniru cara bertegur sapa penduduk lokal dengan mengangkat satu tangan sambil berteriak, menepuk atau memegang pundak seseorang ketika hendak berkomunikasi yang menunjukkan sebuah keakraban. Adaptasi komunikasi ini terjadi dalam konteks komunikasi interpersonal yakni saat penyuluh melakukan kunjungan pribadi ke rumah petani begitupun sebaliknya dan komunikasi kelompok yakni pada saat pertemuan dengan kelompok tani yang dilakukan secara rutin di balai desa.
Copyrights © 2024