Pada tahun 2013, Presiden Tiongkok Xi Jinping mengumumkan kebijakan ekonomi yang ambisius, salah satunya adalah One Belt One Road (OBOR) yang menarik perhatian beberapa negara, termasuk Indonesia. Diplomasi ekonomi Indonesia menjadi kunci dari perjanjian kerja sama kereta cepat Indonesia-Tiongkok. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan diplomasi ekonomi Indonesia dan Tiongkok melalui kerja sama kereta cepat Jakarta-Bandung. Metode yang digunakan dalam penulisan jurnal ini adalah metode kualitatif deskriptif. Metode ini mengumpulkan data berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan jurnal ini adalah metode penelitian kepustakaan, yaitu mengumpulkan data dari buku-buku, jurnal ilmiah, dokumen, media massa, laporan dari lembaga pemerintah dan nonpemerintah, dan sumber lainnya. Kerja sama kereta cepat Jakarta-Bandung antara Indonesia dan Tiongkok merupakan salah satu proyek yang dilaksanakan dalam kerangka Belt and Road Initiative (BRI) yang digagas Presiden Xi Jinping. Indonesia juga melihat peluang dalam kerja sama ini untuk meningkatkan infrastruktur dan meningkatkan konektivitas di dalam negeri. Tiongkok dipilih sebagai mitra karena bersedia berinvestasi tanpa jaminan dari pemerintah. Diplomasi ekonomi dapat dilihat dari bagaimana upaya Indonesia dalam mendekatinya melalui dialog forum internasional untuk mendatangkan investor asing, seperti Perjanjian Kerja Sama Kereta Cepat Indonesia-Tiongkok. Melalui kerja sama ini, diharapkan akan terjadi pertumbuhan ekonomi, peningkatan konektivitas, serta pertukaran pengetahuan dan pengalaman antara kedua negara.
Copyrights © 2025