Ankle sprain merupakan salah satu cedera muskuloskeletal yang paling umum terjadi. Sekitar 30% kasus dapat berkembang menjadi chronic ankle instability yang dapat membatasi aktivitas penderita secara signifikan. Chronic ankle instability (CAI) didefinisikan sebagai episode instabilitas ankle yang berulang dan terjadi 6-12 bulan pasca cedera awal. Anamnesis, pemeriksaan klinis dan pemeriksaan penunjang radiologis sangat diperlukan untuk mendapatkan diagnosa dan membedakan instabilitas ankle anatomis dan fungsional. Perbedaan antara keduanya sangat esensial untuk menentukan tata laksana yang sesuai. Apabila terjadi kegagalan tata laksana konservatif, maka tindakan operatif diperlukan untuk mengembalikan stabilitas ankle. Rehabilitasi pada kasus CAI dapat mengoptimalkan proses normalisasi stabilitas sendi serta merestorasi fungsi ambulasi dan keseimbangan. Kata kunci: ankle instability, rehabilitasi, sprain DOI : 10.35990/mk.v7n4.p420-431
Copyrights © 2024