Pendahuluan: Masker wajah berjenis clay sering digunakan karena memiliki kemampuan untuk meregenerasi kembali kulit. Perubahan pada kulit akan terlihat ketika masker mulai menunjukkan efek menarik pada permukaan kulit setelah mengering. Sensasi ini merangsang penyegaran kulit, dengan masker clay mampu mengangkat kotoran dan komedo ketika masker dicuci dari wajah. Hasilnya setelah menggunakan masker adalah kulit akan terlihat lebih cerah dan bersih. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sifat fisik, iritasi dan kesukaan masker clay ekstrak etanol kulit pisang ambon (Musa Paradisiaca (L.) Kunt. var. Sapientum) dengan kaolin dan bentonit sebagai basis masker. Metode: Metode eksperimental menggunakan hewan uji untuk pengujian iritasi, dan menggunakan panelis terhadap pengujian kesukaan masker yang dihasilkan. Sampel dalam penelitian ini adalah kombinasi kaolin dan bentonit masing-masing F1(26,5%:0,5%), F2(26%:1%), F3(25,5%:1,5%), F4(25%:2%). Hasil: Hasil evaluasi menunjukan semua formula memenuhi standar organoleptis, homogenitas, pH, daya lekat dan daya sebar. Pengujian dengan Kruskal Wallis menunjukan perbedaan signifikansi pada pH, daya lekat, daya sebar dan waktu kering antara formula. Uji iritasi pada hewan uji menunjukan tidak terjadinya eritema dan edema, dengan indeks iritasi primer 0. Uji hedonik menunjukan semua formula disukai oleh panelis, dengan formula 3 mendapatkan skor tertinggi. Kesimpulan: Dalam penelitian pada keempat formula telah memenuhi standar pengujian, dengan hasil formula 3 lebih direkomendasikan sebagai produk masker clay.
Copyrights © 2024