Kejang demam dikaitkan dengan berbagai faktor, termasuk riwayat keluarga, infeksi virus, demam tinggi, dan defisiensi nutrisi. Zinc berperan dalam modulasi kejang dengan mengatur neurotransmiter dan menghambat reseptor NMDA, sehingga mengurangi eksitabilitas neuron. Defisiensi zinc dapat meningkatkan aktivitas reseptor, memicu keluaran epileptiform pada anak dengan demam. Meta-analisis ini menentukan prevalensi defisiensi zinc pada anak dengan kejang demam di Asia. Telaah sistematis dilakukan sesuai PRISMA 2020, menganalisis studi dari Google Scholar, MEDLINE, ProQuest, ScienceDirect, dan Scopus. Protokol terdaftar di PROSPERO (CRD42023473671). Studi observasional analitik berbahasa Inggris (2013–2022) yang melaporkan kadar zinc serum pada anak 6–60 bulan dianalisis. Kriteria eksklusi antara lain: studi deskriptif, laporan kasus, editorial, ulasan, disertasi, publikasi ganda, serta penelitian tanpa full-text, effect size, atau nilai-p. Enam studi dengan 776 anak dianalisis, mayoritas menggunakan desain kasus-kontrol. Meskipun hubungan defisiensi zinc dan kejang demam tidak signifikan (OR=2,87, IK 95%=0,56–14,83, p=0,21), odds ratio menunjukkan peningkatan risiko. Prevalensi defisiensi zinc pada anak dengan kejang demam sebesar 30,7%, menekankan perlunya penelitian lebih lanjut untuk memperjelas hubungan ini dan mendukung intervensi kesehatan masyarakat.
Copyrights © 2025