Tanah longsor merupakan fenomena geologi yang terjadi akibat perpindahan massa batuan atau tanah ke arah bawah, yang sering dipicu oleh kondisi geografis seperti pegunungan dan lereng yang tidak stabil. Provinsi Sulawesi Barat, yang terdiri dari enam kabupaten, salah satu jalur yang paling banyak dilalui untuk menghubungkan antara kabupaten yaitu jalan Nasional Trans Sulawesi adalah jalur Majene-Mamuju sebagai jalur penting yang rentan terhadap longsoran akibat curah hujan tinggi dan kondisi geografisnya yang ekstrem dimana sepanjang jalan berbatasan langsung dengan laut dan tebing, tercatat sepanjang tahun 2022-2024 sering kali terjadi longsoran batu, tanah bahkan pohon tumbang akibat tingginya curah hujan. Penelitian ini bertujuan untuk merancang aplikasi mobile berbasis Internet of Things (IoT) untuk monitoring dan deteksi dini tanah longsor, sejalan dengan prinsip Revolusi Industri 4.0 yang mengutamakan otomatisasi dan digitalisasi. Metode penelitian yang digunakan adalah research and development (RND), dengan model pengembangan prosedural untuk menghasilkan produk yang dapat diuji kelayakannya. Sistem yang dihasilkan mampu memberikan informasi pergeseran tanah, kondisi kelembaban tanah, dan status kondisi hujan pada perangkat mobile serta memberikan peringatan suara melalui buzzer ketika nilai ambang batas untuk setiap sensor terpenuhi untuk status kondisi titikrawan longsor. Komponen utama seperti NodeMCU, sensor kelembaban tanah, sensor hujan, dan accelometer MPU6050 berfungsi sesuai harapan dalam mendeteksi potensi tanah longsor. Hasil pengujian menunjukkan bahwa sistem ini efektif dalam memberikan peringatan dini melalui monitoring dari perangkat mobile dan suara buzzer, dan diharapkan dapat berkontribusi dalam meningkatkan kesadaran dan pencegahan terhadap bahaya tanah longsor.
Copyrights © 2024