Tuberkulosis masih menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia (969.000 kasus) terutama di Banten (23.343 kasus). Pada tahun 2023, Kota Tangerang Selatan ditemukan sebanyak 1.107 kasus. Sistem kesehatan yang responsif memiliki peran dalam mengelola penyakit tuberkulosis, seperti mengurangi penyebaran dan meningkatkan hasil pengobatan. Berdasarkan studi pendahuluan di lima puskesmas Kota Tangerang Selatan ditemukan bahwa waktu tunggu yang lama, fasilitas tempat duduk yang kurang memadai dan kurang meratanya pelayanan kunjungan rumah menjadi penyebab masalah responsif pada pelayanan tuberkulosis. Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran Responsiveness pada pelayanan tuberkulosis di puskesmas Kota Tangerang Selatan. Penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitatif dengan rancangan cross sectional. Penelitian ini melibatkan 96 pasien tuberkulosis di lima puskesmas di Kota Tangerang Selatan yang dipilih secara cluster random sampling dan purposive sampling. Data dikumpulkan melalui wawancara tatap muka menggunakan kuesioner. Pelayanan tuberkulosis di puskesmas Kota Tangerang Selatan sudah responsif seperti pasien merasa informasi dirahasiakan (92,7%), pasien dilibatkan dalam pengambilan keputusan (90,6%), pasien diberikan pilihan pengobatan (89,6%), petugas ramah (88,5%), komunikasi yang jelas (86,5%), diberikan dukungan tenaga kesehatan (81,3%), kualitas pelayanan bagus (76%) dan waktu tunggu yang cepat (51%). Pelayanan tuberkulosis menunjukan hasil yang responsif, namun waktu tunggu pasien masih menjadi masalah pelayanan tuberkulosis. Oleh karena itu, puskesmas perlu meningkatkan pelayanan yang lebih efisien dengan memperhatikan lama waktu tunggu.
Copyrights © 2025