Penggunaan alat berbasis kecerdasan buatan (AI) dalam aktivitas akademik, khususnya dalam menulis bahasa Inggris, semakin meluas di kalangan mahasiswa. Alat-alat seperti Grammarly, ChatGPT, dan Quillbot menawarkan kemudahan dalam memperbaiki grammar, menyusun kalimat, hingga menghasilkan ide tulisan. Namun, di balik kemudahan tersebut, muncul tantangan baru seperti potensi ketergantungan mahasiswa terhadap teknologi dan menurunnya kemampuan berpikir kritis serta kemandirian dalam menulis. Artikel ini disusun sebagai respons terhadap fenomena tersebut, dengan tujuan untuk menganalisis pola penggunaan alat AI dalam menulis, tingkat ketergantungan mahasiswa, serta dampak yang dirasakan terhadap keterampilan menulis akademik. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif berdasarkan data dari 36 mahasiswa melalui penyebaran kuesioner dan visualisasi data dalam tiga diagram. Hasilnya menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa menggunakan Grammarly sebagai alat utama, 65% mahasiswa merasa ketergantungan terhadap AI, dan manfaat terbesar yang dirasakan adalah membantu dalam memperbaiki grammar dan mempercepat proses penulisan. Artikel ini merekomendasikan penggunaan AI secara bijak dan seimbang agar teknologi berperan sebagai alat pendukung pembelajaran, bukan sebagai pengganti proses berpikir mahasiswa
Copyrights © 2025