Perkembangan media sosial telah memberikan pengaruh signifikan terhadap perilaku konsumtif remaja, salah satunya adalah pembelian impulsif (impulsive buying) dengan tujuan flexing, yakni memamerkan barang atau gaya hidup demi memperoleh pengakuan sosial. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan fenomena impulsive buying pada remaja akhir dengan motivasi flexing di media sosial. Metode yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan desain fenomenologi deskriptif. Partisipan penelitian adalah remaja berusia 18–21 tahun yang memiliki kecenderungan membeli secara impulsif dan melakukan flexing di media sosial. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui survei awal, wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa flexing menjadi dorongan utama dalam perilaku impulsive buying, yang dipengaruhi oleh faktor internal seperti konsep diri dan persepsi, serta faktor eksternal seperti tekanan sosial dan tren media sosial. Pembelian impulsif untuk flexing memunculkan dampak emosional seperti rasa puas, bangga, hingga penyesalan. Penelitian ini menyoroti perlunya pemahaman yang lebih dalam terhadap dinamika psikologis remaja dalam pengambilan keputusan konsumtif yang dipicu oleh kebutuhan akan validasi sosial.
Copyrights © 2025