Kurikulum Merdeka merupakan kurikulum yang memberikan fleksibilitas bagi guru dan peserta didik untuk mengatur lingkungan belajarnya. Dalam Kurikulum Merdeka penerapan pembelajaran IPA saat ini digabung dengan pembelajaran IPS menjadi IPAS dengan tujuan untuk memberikan peserta didik pemahaman yang lebih menyeluruh tentang hubungan antara fenomena alam dan sosial di lingkungan sekitar mereka. Tujuan penelitian ini yaitu 1) mengeksplorasi penerapan pembelajaran IPAS dalam Kurikulum Merdeka; 2) mengidentifikasi hambatan-hambatan yang dihadapi dalam penerapan pembelajaran IPAS; dan 3) menganalisis solusi dalam mengatasi hambatan-hambatan penerapan pembelajaran IPAS. Penelitian menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data wawancara semi tertruktur, observasi nonpartisipan, dan dokumentasi. Subjek penelitian berasal dari kepala sekolah, guru, dan siswa yang dipilih melalui teknik purposive sampling. Analisis data menggunakan interactive model. Penerapan pembelajaran IPA dalam kurikulum Merdeka sudah berjalan, namun masih diperoleh beberapa masalah terkait implementasi pembelajaran IPA dalam Kurikulum Merdeka yaitu terkait 1) kegiatan apersepsi; 2) pembelajaran berdiferensiasi; 3) asesmen diagnostik; dan 4) pembelajaran IPA dengan IPS masih diselenggarakan secara terpisah. Hambatan yang muncul pelaksanaan IPA dalam Kurikulum Merdeka adalah terbatasnya fasilitas, media, sumber belajar IPA serta belum tersedianya laboratorium. Solusi yang telah dilakukan guru memanfaatkan media dan sumber belajar yang ada di lingkungan sekitar.. Penelitian selanjutnya dapat difokuskan bagaimana permasalahan yan dihadapi guru dalam merancang pembelajaran berdiferensiasi pada pembelajaran IPĀ
Copyrights © 2025