Budidaya nenas di Indonesia tidak hanya menjadi sektor pertanian strategis tetapi juga memiliki potensi besar dalam pemanfaatan sumber daya alam. Tingginya permintaan pasar terhadap buah nenas memberikan peluang untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing sektor ini. Pengembangan dan klasifikasi usaha budidaya nenas menjadi fokus penting untuk mengoptimalkan potensi yang ada, dan kolaborasi antar berbagai pihak (stakeholder) menjadi kunci utama keberhasilan dalam upaya ini. Pengembangan usaha yang dilakukan PT Permodalan Nasional Madani (PNM) Cabang Baubau di Balai Pertanian Desa Walambe Nowite, Kabupaten Muna, tetapi juga menciptakan sinergi yang kuat dengan semua stakeholder terkait. Permasalahan yang dihadapi petani di Desa Walambe Nowite, Kabupaten Muna adalah kelimpahan hasil panen nenas yang dijual dalam bentuk segar. Situasi ini menimbulkan risiko pembusukan pada jangka panjang dan menurunkan nilai jual nenas tersebut. Hal ini menciptakan tantangan dalam pemasaran dan keberlanjutan usaha bagi petani di wilayah tersebut. Sehingga diperlukan strategi budidaya dan penanganan pasca panen yang tepat guna untuk memaksimalkan potensi nenas dalam meningkatkan nilai ekonomi petani setempat. Strategi budidaya nenas dengan menerapan sistem tanam tumpangsari nenas dan jagung untuk memaksimalkan lahan secara efisien, menciptakan sinergi antar tanaman, dan meningkatkan produktivitas pertanian secara keseluruhan. Keberhasilan strategi budidaya ini diukur melalui peningkatan hasil panen nenas dan jagung, optimalisasi pemanfaatan lahan, dan perbaikan kondisi lingkungan pertanian. Penanganan pasca panen nenas dengan melakukan proses pengolahan buah nenas menjadi selei dan sirup nenas. Sehingga dapat menghindari pembusukandan juga memberikan peluang baru bagi petani untuk mendiversifikasi pendapatan.
Copyrights © 2024