Introduction: The World Health Organization (WHO) estimates that 10 million people globally are affected by tuberculosis, underscoring the significant impact of this disease. The greatest challenge to global tuberculosis eradication efforts is multidrug-resistant tuberculosis (MDR-TB), a form of tuberculosis resistant to at least isoniazid and rifampicin, the two most effective and widely used tuberculosis drugs. In 2021, the global incidence of multidrug-resistant and rifampicin-resistant tuberculosis (MDR/RR-TB) was estimated to be around 450,000 cases, reflecting a 3.1% increase from the 437,000 cases reported in 2020. This study aims to identify risk factors for multidrug-resistant tuberculosis (MDR-TB) in Kendari City in 2024. Methods: This research employs a quantitative approach with an observational analytical study design, specifically using a case-control design with a matching procedure. The sample for this study consisted of 38 cases and 38 controls, forming a 1:1 ratio. Data analysis was conducted using the McNemar test and matched pair case-control analysis, with significance determined at p < 0.05 and using an odds ratio. Results: The study found significant associations between knowledge (p = 0.0192; OR = 3.5000), medication adherence (p = 0.0010; OR = 4.4000), and previous treatment history (p = 0.0118; OR = 3.7500) with the incidence of MDR-TB. Conclusion: Based on the study results, it can be concluded that knowledge, drug side effects, and previous treatment history are significant risk factors for multidrug-resistant tuberculosis (MDR-TB) in Kendari City in 2024. Pendahuluan: World Health Organizarion (WHO) memperkirakan bahwa terdapat 10 juta orang di seluruh dunia yang terjangkit penyakit tuberkulosis, yang menunjukkan betapa besar beban penyakit ini. Tuberkulosis yang resistan terhadap banyak obat, dikenal sebagai MDR-TB, adalah tantangan terbesar dalam upaya pemberantasan tuberkulosis di seluruh dunia. MDR-TB adalah bentuk tuberkulosis khusus yang resistan terhadap setidaknya isoniazid dan rifampisin, dua obat tuberkulosis yang paling efektif dan umum digunakan. Pada tahun 2021, insiden global tuberkulosis yang resistan terhadap banyak obat dan resistan terhadap rifampisin (MDR/RR-TB) diperkirakan mencapai sekitar 450.000 kasus, meningkat sebesar 3,1% dari 437.000 kasus yang dilaporkan pada tahun 2020. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor risiko tuberkulosis resistan multiobat (MDR-TB) di Kota Kendari pada tahun 2024. Metode: Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan desain studi analitik observasional melalui rancangan kasus kontrol dengan prosedur pencocokan. Sampel dalam penelitian ini adalah 1:1 yaitu 38 kasus dan 38 kontrol. Analisis data menggunakan uji McNemar dan matched pair case control dengan nilai signifikansi p<0,05 dan nilai odd ratio. Hasil: Penelitian ini menemukan bahwa terdapat hubungan signifikan antara pengetahuan (p = 0,0192; OR = 3,5000), kepatuhan minum obat (p = 0,0010; OR = 4,4000), dan riwayat pengobatan sebelumnya (p = 0,0118; OR = 3,7500) dengan kejadian MDR-TB. Kesimpulan: Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa pengetahuan, efek samping obat, dan riwayat pengobatan sebelumnya merupakan faktor risiko utama terjadinya tuberkulosis resistan multiobat (MDR-TB) di Kota Kendari pada tahun 2024.
Copyrights © 2024