Latar Belakang: Kepatuhan pengobatan merupakan faktor kritis dalam pengelolaan diabetes melitus dan hipertensi yang efektif. Program Pengelolaan Penyakit Kronis (PROLANIS) BPJS Kesehatan memerlukan strategi konseling terstruktur untuk mengoptimalkan adherence pengobatan. Tujuan: Menganalisis peran konseling farmasis terstruktur dalam meningkatkan kepatuhan pengobatan dan kendali parameter klinis pada pasien diabetes melitus dan hipertensi peserta PROLANIS. Metode: Penelitian cross-sectional dilakukan pada 43 pasien PROLANIS (31 diabetes melitus, 12 hipertensi) di Puskesmas Cengkareng Jakarta Barat periode Juni-Agustus. Data kepatuhan dikumpulkan menggunakan kartu pemantauan minum obat selama satu bulan. Parameter klinis (HbA1c dan tekanan darah) diukur sebelum dan setelah intervensi konseling. Hasil: Tingkat kepatuhan tinggi tercapai sebesar 72,1% (31 dari 43 pasien). Perbaikan parameter klinis teramati dengan penurunan HbA1c rata-rata 0,45% pada pasien diabetes dan penurunan tekanan darah 5,8/3,5 mmHg pada pasien hipertensi. Pola penggunaan obat menunjukkan rasionalitas dengan dominasi Metformin (62,5%) untuk diabetes dan Amlodipine (50%) untuk hipertensi sesuai pedoman terapi nasional. Kesimpulan: Konseling farmasis terstruktur berpotensi memberikan manfaat dalam meningkatkan kepatuhan pengobatan pasien PROLANIS. Meskipun hasil menunjukkan arah positif, keterbatasan metodologis termasuk desain cross-sectional dan tidak adanya kelompok kontrol membatasi kemampuan menarik kesimpulan kausal definitif.
Copyrights © 2025