Indonesia sebagai salah satu negara penghasil udang terbesar masih menghadapi permasalahan limbah kulit udang yang belum termanfaatkan secara optimal dan berpotensi mencemari lingkungan. Padahal, limbah tersebut kaya akan protein, kalsium, kitin, dan kitosan yang bermanfaat bagi kesehatan serta dapat dijadikan bahan baku produk pangan bergizi. Di Desa Benteng, dilakukan kegiatan pemanfaatan limbah kulit udang melalui penyuluhan dan praktik langsung bersama masyarakat. Kulit udang diolah menjadi bubuk halus melalui beberapa tahapan, mulai dari pencucian, penghancuran, penyaringan, penjemuran, hingga penghalusan. Bubuk ini kemudian dicampurkan ke dalam adonan kerupuk bersama bahan tambahan lainnya. Hasilnya adalah kerupuk dengan rasa gurih, tekstur renyah, aroma khas udang, serta kandungan gizi lebih tinggi dibandingkan kerupuk biasa. Uji rasa yang dilakukan bersama warga dan perangkat desa menunjukkan respon positif. Kerupuk berbahan kulit udang dinilai enak, gurih, dan layak konsumsi, bahkan dianggap memiliki potensi untuk dijadikan produk unggulan desa. Antusiasme masyarakat ini menjadi indikator bahwa pemanfaatan limbah kulit udang dapat dikembangkan tidak hanya sebagai konsumsi rumah tangga, tetapi juga sebagai peluang usaha yang bernilai ekonomis. Dengan demikian, pemanfaatan limbah kulit udang menjadi kerupuk bergizi mampu memberikan solusi terhadap permasalahan lingkungan, meningkatkan kualitas gizi masyarakat, sekaligus membuka ruang pemberdayaan ekonomi bagi masyarakat pesisir.
Copyrights © 2025