Perbedaan pendapat terkait konsep masyiatu Allah dan masyiatu al-‘ibad antara aliran teologi Jabariyah, Qadariyah dan Ahlu Sunnah merupakan perdebatan yang sudah sering diperbincangkan sejak dulu. Namun sekarang, hal ini perlu dikaji ulang kaitannya dengan implikasi dari perbedaan pendapat terkait konsep masyiatu Allah dan masyiatu al-‘ibad terhadap konsep pendidikan dalam Islam. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam mengenai konsep pendidikan Islam dalam perspektif teologis. Hal ini akan diperjelas melalui komparasi antara perspektif teologis aliran Jabariyah, Qadariyah dan Ahlu Sunnah. Metode yang digunakan penelitian ini adalah metode kualitatif dengan jenis penelitian kepustakaan (bahtsun maktabiy) melalui pendekatan analisis deskriptif (dirasah washfiyah). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa aliran Jabariyah menafikan kehendak manusia (masyiatu al-‘ibad) dalam proses pendidikan. Sebaliknya, aliran Qadariyah menafikan kehendak Allah (masyiatu Allah) dalam proses pendidikan. Adapun Ahlu Sunnah tidak menafikan salah satu diantara keduanya, Ahlu Sunnah berpendapat bahwa keduanya memiliki peranan masing-masing dalam proses pendidikan. Maka pendidikan dalam Islam harus bisa mengarahkan peserta didik agak kehendak mereka sesuai atau sejalan dengan apa yang dikehendaki oleh Allah -ta’ala-.
Copyrights © 2025