Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam
Vol 6, No 2 (2009): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam

SISTEM PERKAWINAN BAKAU BANDUL (Rhizophora mucronata Lamk) BERDASARKAN ANALISIS ISOZIM

Hamzah Hamzah (Fakultas Pertanian Universitas Jambi Jl. Lintas Jambi Ma. Bulian Km. 15, Mendalo-Jambi
Telp. (0741) 582907
Fax. (0741) 582814)

Ulfah J. Siregar (Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor Jl. Raya Darmaga, Kampus IPB Darmaga Bogor 16680
Telp. (0251) 8622642)

Chairil Anwar Siregar (Pusat Litbang Hutan dan Konservasi Alam Jl. Gunung Batu No. 5 Po Box 165
Telp. 0251-8633234, 7520067
Fax 0251-8638111 Bogor)



Article Info

Publish Date
24 Mar 2016

Abstract

Derajat perkawinan silang bakau bandul (Rhizophora mucronata Lamk.) dari beberapa pohon induk yang tumbuh di hutan alam Sumatera, yaitu Sumatra Utara, Riau, Jambi, dan Jawa, yaitu Muara Angke dan Ujung Kulon, diduga menggunakan isozim. Enam sistem enzim dicobakan dalam penelitian ini, masing-masing AAT, ADH, EST, IDH, MDH, dan PER. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bakau bandul memiliki sistem perkawinan campuran, dengan perkawinan sendiri sebagai sistem perkawinan utama, karena perkawinan silang hanya berkisar antara 6-32%. Populasi-populasi pada hutan yang tidak mengalami kerusakan berat (Sumatera Utara,Jambi, dan Ujung Kulon) memiliki derajat perkawinan silang lebih tinggi (32%, 17%, dan19%) dibandingkan dengan populasi-populasi yang hutannya mengalami kerusakan berat (Riau dan Muara angke) yang besarnya masing-masing adalah 13% dan 16%. Rasio polen(serbuk sari) dan ovule(sel telur) beragam antar lokus dan alel, tetapi menunjukkan pembentukan gamet  jantan dan gamet betina yangberimbang. Bakau bandul walaupun cenderung untuk selfing(menyerbuk sendiri), tidak memiliki sistem perkawinan berpilih (F = - 0,197), karena setiap alel pada ovule dan polen dari pohon-pohon bakau bandul yang berlainan berasosiasi secara acak. Angin dan serangga tampaknya berperan penting terhadap terjadinya penyerbukan silang. 

Copyrights © 2009