Penelitian ini bertujuan mengetahui Pandangan Masyarakat Sasak terhadap Pamali, Realisasi Kata-Kata Pamali dalam Kebudayaan Masyarakat Sasak sebagai ungkapan dan penggunaan dalam pronomina bentuk klitik, serta Nilai-Nilai Kultural Kata-Kata Pamali untuk resolusi konflik. Kajian ini bertumpu pada teori linguistik antropologi dan etnografi komunikasi. Data dalam penelitian dikumpulkan dengan menerapkan metode observasi partisipan dan wawancara mendalam dengan teknik catat dan rekam. Data dianalisis dengan menerapkan dua metode sekaligus, yakni model analisis Miles dan Haberman (data collection, data reduction, data display, dan conclusion) dan model analisis Spradley. Hasil analisis memperlihatkan bahwa pamali dipandang oleh masyarakat Sasak sebagai suatu norma yang apabila ditegakkan dapat menciptakan kedamaian dan ketenteraman hidup, sebaliknya apabila dilanggar dapat menyebabkan dehumanisasi. Kata pamali yang dipraktikkan masyarakat Sasak dalam bentuk sapaan, yang penggunaannya pada klitik meliputi klitik ku, pe, da, ta, a, nya. Prinsip hidup yang tertuang dalam pamali merupakan ideologi yang dikemas dalam sebuah ungkapan “onyaq basa, onyaq cara, onyaq tan, onyaq pendait-lengѐ basa, lengѐ cara, lengѐ tan, lengѐ pendait ‘perkataan, tingkah laku, dan perbuatan yang baik akan membawa kebaikan begitupun sebaliknya akan membawa malapetaka.
Copyrights © 2025