Saat ini data kejadian bencana yang ada di Badan Penanggulangan Bencana Daerah kabupaten Bojonegoro hanya berupa angka-angka kejadian bencana alam dan belum disajikan dalam bentuk peta. Olehkarena itu diperlukan penelitian untuk melakukan pemetaan daerah rawan bencana di kabupaten Bojonegoro. Dari penelitian ini akan menjadi acuan dalam mengakomodir kegiatan mitigasi bencana di kabupaten Bojonegoro. Pada penelitian ini menggunakan metode clustering yakni metode K-Means, K-Medoids, dan X-Means untuk melakukan evaluasi banyaknya cluster yang optimal dan mengembangkan hasil pengelompokan dalam bentuk peta. Data yang digunakan adalah data jumlah kejadian bencana di kabupaten Bojonegoro tahun 2022 yang meliputi jumlah kejadian akibat banjir, jumlah kejadian akibat cuaca ekstrim, jumlah kejadian akibat kebakaran hutan dan lahan, jumlah kejadian akibat kebakaran rumah, jumlah kejadian akibat kekeringan, jumlah kejadian akibat tanah longsor dan jumlah kejadian lain-lain. Berdasarkan nilai Davies Bouldin Index didapatkan hasil bahwa X-Means merupakan metode terbaik dalam pengelompokan wilayah rawan bencana di kabupaten Bojonegoro. Adapun banyaknya cluster yang terbentuk adalah 4 cluster yakni cluster 0 yang terdiri dari 18 kecamatan, cluster 1 yang terdiri dari 7 kecamatan, cluster 2 yang terdiri dari 1 kecamatan dan cluster 3 yang terdiri dari 2 kecamatan. Berdasarkan karakteristik dari hasil pengelompokan dapat disimpulkan bahwa daerah yang paling rawan terjadi bencana di kabupaten Bojonegoro adalah kecamatan Bojonegoro disusul dengan kecamatan Kedungadem dan Temayang.
Copyrights © 2024