Stroke non hemoragik merupakan salah satu penyakit tidak menular yang prevalensinya terus meningkat dan menjadi penyebab utama kematian serta kecacatan. Kondisi ini terjadi akibat tersumbatnya pembuluh darah di otak yang dapat menyebabkan kelumpuhan. Faktor yang memengaruhi kejadian stroke non hemoragik antara lain kualitas tidur, tingkat stres, usia, serta riwayat penyakit penyerta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat stres dengan kualitas tidur pada pasien stroke non hemoragik di RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo menggunakan metode observasional analitik dengan rancangan cross sectional. Sampel terdiri 54 pasien stroke non hemoragik yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 38 orang (70,4%) mengalami stres tingkat sedang, sementara masing-masing sebanyak 8 orang (14,8%) mengalami stres ringan dan berat. Selain itu, sebanyak 48 orang (88,9%) memiliki kualitas tidur yang buruk dan 6 orang (11,1%) yang memiliki kualitas tidur baik. Berdasarkan uji korelasi Spearman menunjukkan adanya hubungan yang signifikan secara statistik antara tingkat stres dan kualitas tidur pada pasien stroke di RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo dengan p value 0,038 (<0,05) dan nilai koefisien 0,282 termasuk dalam kategori hubungan lemah. Diharapkan rumah sakit agar dapat memberikan perhatian lebih terhadap manajemen stres pada pasien stroke non hemoragik, terutama terkait dengan dampaknya terhadap kualitas tidur pasien.
Copyrights © 2025