Anemia dapat terjadi pada semua kelompok umur mulai dari balita sampai usia lanjut. Namun kelompok yang paling rentan beresiko diantaranya adalah remaja putri (rematri). Masa remaja merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak menuju dewasa, yang ditandai dengan perubahan fisiologis tubuh, pertumbuhan fisik yang cepat sehingga membutuhkan asupan gizi yang memadai termasuk zat besi. Bila asupan zat besi kurang dapat menyebabkan anemia pada remaja. Data Riskesdas tahun 2018 menunjukan prevalensi anemia pada kelompok umur 5-14 tahun sebanyak 26,8% dan 32,0% terdapat pada kelompok umur 15-24 tahun. Ini berarti 3 diantara 10 anak rematri menderita Anemia atau terdapat kurang lebih 7.5 juta remaja Indonesia yang berisiko untuk mengalami hambatan dalam tumbuh kembang, kemampuan kognitif dan rentan terhadap penyakit infeksi. Tujuan pengabdian masyarakat ini adalah deteksi dini anemia dan meningkatkan pengetahuan serta memotivasi siswi dan guru untuk mencegah terjadinya anemia baik saat ini maupun kelak saat menjadi seorang ibu. Kegiatan ini menggunakan metode penyuluhan, pembagian media kesehatan dan pemeriksaan hemoglobin (HB) pada remaja putri. Kegiatan ini dikuti sebanyak 34 remaja putri. Hasil pengabdian menunjukan adanya peningkatan pengetahuan remaja terkait anemia dengan nilai rata-rata pretes 54,41 menjadi 64,19 saat post test dilakukan, terdistribusinya media promosi kesehatan di ruang kelas sekolah dan terdeteksi sebanyak 13 siswi (38%) menderita anemia (HB <12 g/dL). Diharapkan dengan adanya peningkatan pengetahuan dan pembagian tablet tambah darah pada akhir kegiatan pengabdian dapat mengurangi prevalensi kejadian anemia pada remaja putri.
Copyrights © 2025