Polemik nasab habaib yang semakin banyak di diskusikan oleh kalangan agamawan dan akademisi mengharuskan perlunya penelitian polemik nasab habaib dalam persepsi pondok pesantren al-nahdliyin. Sejak awal berdirinya organisasi NU tidak ditemukan keraguan nasab habaib sebagai keturunan nabi. Baru pada akhir-akhir ini sebagian kalangan NU meragukan nasab Bani Alawi sebagai keturunan nabi, bahkan sebagian lain secara tegas menolak. Tujuan penelian ini untuk mengetahui respon dan dampak polemik nasab Bani Alawi di pondok pesantren al-nahdliyin di Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini berupa penelitian kepustakaan. Adapun sumber utama dalam penelitian ini adalah Buku Menakar Kesashihan Nasab Habaib di Indonesia yang disusun oleh KH. Imaduddin Utsman, dan buku Risalah Tentang Ahlul Bait Dan Nasab Baalawi yang disusun Team Tarbiyah wa Da’wah, Rabithah Alawiyah. Kedua buku ini saling bertentangan dalam memaknai geneologi Bani Alawi. Menurut Rabithah Alawiyah Habaib dan Bani Alawi memiliki ketersambungan darah hingga nabi, namun pernyataan ini ditolak oleh KH. Imaduddin, ia secara tegas menyatakan nasab Bani Alawi terpusut dari Abdullah atau Ubaidillah. Kedua kitab tersebut memiliki standart masing-masing dalam validasi nasab. Kitab nasab yang sezaman menjadi perdebatan dalam menentukan nasab Bani Alawi. Sebab KH Imaduddin dalam penelitiannya tidak menemukan kitab abad ke lima hingga sembilan yang menyatakan Abdullah sesbagai anak dari Ahmad bin Isa. Dari pro-kontra tersebut Pondok Pesantren al-Nahdliyin merespon dan memberikan data sesuai kecondongan masing-masing institusi.
Copyrights © 2024