Intisari Kajian heterosis hasil gabah dan umur tanaman sejumlah F1 padi hibrida introduksi dari Cina yaitu Denyou 723, Luyou 612, Luyou 658, H Basmatic 1, Lingyou 98 dan Luyou 88, serta tiga varietas pembanding nasional yaitu Hibrindo R1, Intani-2 dan Ciherang telah dilakukan di Desa Sukamandi Jaya, Kabupaten Subang, Jawa Barat pada MK 2010 (10 Juli – 23 November 2010) dan di desa Karangjaya, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat pada MH 2010/2011 (3 November 2010 – 25 Maret 2011). Jenis tanah di Sukamandi Jaya adalah Andosol, tinggi tempat 20 meter di atas permukaan laut (m dpl). Sedangkan jenis tanah di Karangjaya adalah Alluvial dengan ketinggian tempat 250 m dpl. Rancangan yang digunakan adalah acak kelompok dengan empat ulangan. Data di Subang mengindikasikan bahwa Luyou 658 dan Denyou 723 memberikan hasil gabah tertinggi masing-masing sebesar 7,6 dan 7,2 t/ha, dengan nilai heterosis sebesar 28,8 dan 22,0%. Di Cianjur hasil gabah tertinggi diraih oleh Lingyou 98 dan Luyou 612 masing-masing sebanyak 10,4 dan 9,5 t/ha, dengan nilai heterosis berturut-turut sebesar 19,5 dan 18,2 %. Padi hibrida yang memiliki umur paling genjah di Subang dan Cianjur masing-masing adalah Luyou 658 dan Denyou 723 masing-masing sebesar 104 dan  115,3 hari, dengan nilai heterosis negatif -11,1; dan -3,9%. Di Subang, produktivitas per hari tertinggi diraih oleh Luyou 658 dan Denyou 723 masing-masing sebesar 91,6; dan 80,9 kg/ha/hari, persen terhadap varietas pembanding terbaik sebesar 149,2; dan 131,7. Di Cianjur, Lingyou 98 dan Luyou 612 memiliki produktivitas per hari tertinggi masing-masing sebesar 102,9; dan 94,0 kg/ha/hari, dengan persen terhadap varietas pembanding terbaik berturut-turut sebesar 117,1; dan 106,9%. Kata kunci : heterosis, padi hibrida Cina, hasil gabah
Copyrights © 2015