Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh memasak dengan kompor biogas terhadap kualitas sensori singkong kukus dan rebus di Desa Ponggang, Subang, Jawa Barat. Indonesia merupakan produsen singkong terbesar ketiga di dunia, dengan Jawa Barat menjadi salah satu daerah penghasil utama. Pemanfaatan biogas yang diperoleh dari kotoran sapi sebagai sumber energi terbarukan untuk kompor memasak dilaksanakan sebagai bagian dari proyek masyarakat di Desa Ponggang. Biogas terutama terdiri dari metana dan karbon dioksida, menawarkan alternatif berkelanjutan dibandingkan metode memasak tradisional yang menggunakan bahan bakar gas cair (LPG) dan kayu bakar. Hal ini secara signifikan mengurangi emisi polusi seperti unsur karbon, karbon organik, materi partikulat, dan karbon monoksida. Pada penelitian ini dilakukan uji sensori untuk mengevaluasi perbedaan kualitas singkong yang dimasak dengan biogas dan LPG. Uji duo-trio menunjukkan mayoritas panelis tidak dapat menentukan perbedaan nyata antara singkong yang dimasak dengan biogas atau LPG. Hasil uji hedonik menunjukkan bahwa singkong yang dimasak dengan biogas sebanding atau bahkan lebih disukai dibandingkan dengan singkong yang dimasak dengan LPG dari segi warna, aroma, rasa dan tekstur. Hal ini menunjukkan bahwa kompor biogas merupakan alternatif yang layak untuk masyarakat perkotaan tanpa mengurangi kualitas sensoris dari makanan yang disiapkan.
Copyrights © 2023