Pesawaran Indah, yang terletak di Kecamatan Way Ratai, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung, memiliki potensi pariwisata alam yang sangat kaya. Desa ini menawarkan pemandangan indah perbukitan hijau yang memayungi laut biru yang dikenal sebagai Punggung Naga. Meskipun memiliki potensi besar, pengelolaan objek wisata ini oleh pemerintah desa masih belum memuaskan karena dilema dalam menentukan arah pengelolaan pariwisata, apakah berorientasi komersial atau memperhatikan lingkungan. Masalah ini muncul ketika pengelolaan potensi pariwisata di wilayah Pesawaran cenderung lebih fokus pada peningkatan ekonomi, mengabaikan isu-isu lingkungan karena kepentingan komersial yang signifikan. Untuk mengatasi masalah ini, Lampung menggunakan paradigma Piil Pesenggiri, yang sangat relevan untuk pengelolaan pariwisata kontemporer dan berkelanjutan. Piil Pesenggiri, sebagai filosofi kehidupan masyarakat Lampung, memiliki empat prinsip dasar, yaitu Juluk Adok, Nemuy Nyimah, Nengah Nyapur, dan Sakay Sambayan. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki bagaimana Piil Pesenggiri dapat menjadi panduan bagi pengelolaan pariwisata regeneratif untuk menciptakan lingkungan yang lebih baik di masa depan. Metode pengumpulan data melibatkan wawancara mendalam dan survei untuk memperoleh perspektif komprehensif tentang pengelolaan pariwisata, sementara analisis statistik mendukung temuan kualitatif guna memastikan validitas dan keandalan data yang terkumpul. Dengan fokus pada masa depan yang lebih cerah, metode ini bukan hanya upaya lokal, tetapi juga pemeriksaan paling komprehensif terhadap pariwisata regeneratif hingga saat ini. Penelitian ini berkontribusi pada pengetahuan ilmiah dengan menyelidiki potensi paradigma pariwisata regeneratif dan pendekatan terkait, menandakan langkah signifikan menuju pembangunan berkelanjutan di sektor pariwisata.
Copyrights © 2024