Kesenjangan partisipasi politik antara laki-laki dan perempuan di Indonesia masih menjadi tantangan serius, meskipun regulasi terkait kuota 30% keterwakilan perempuan telah diberlakukan. Dalam praktik pemilihan umum, perempuan kerap kali harus menghadapi sistem politik yang maskulin, sehingga membutuhkan pendekatan tersendiri agar dapat diterima publik. Artikel ini membahas bagaimana Reni, seorang calon anggota legislatif perempuan, membangun personal branding dalam Pemilu DPRD Kota Tanjungpinang tahun 2024. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teori Tindakan Sosial dari Max Weber untuk menganalisis strategi yang digunakan. Hasil studi memperlihatkan bahwa personal branding berperan penting dalam membentuk opini publik. Reni menerapkan berbagai strategi, seperti kunjungan langsung ke masyarakat, partisipasi aktif dalam kegiatan kemasyarakatan, pemanfaatan media sosial, serta aksi nyata berupa pemberian bantuan kepada warga. Dengan strategi tersebut, ia berhasil kembali terpilih untuk periode keempat dan mencatat perolehan suara tertinggi di antara caleg perempuan. Temuan ini menegaskan bahwa keberhasilan politik perempuan dapat dicapai melalui integrasi antara pembentukan citra diri, tindakan nyata yang berkelanjutan, dan pola komunikasi politik yang merangkul seluruh lapisan masyarakat.
Copyrights © 2025