Penanganan dan pengasuhan yang baik dari kedua orang tua akan sangat berdampak pada kepribadian anak. Ketika salah satu dari kedua orang tuanya tidak hadir, maka terdapat ketimpangan dalam perkembangan psikologis anak. Kesehatan mental, kepribadian, dan pertahanan diri dari stres akan terasa sulit bagi anak yang mendapat ketimpangan pengasuhan dari kedua orangtuanya. Kurangnya peran orang tua dalam hal ini seorang ayah biasa disebut dengan istilah fatherless. Pemahaman tentang fatherless adalah ketiadaan peran dan figur ayah dalam kehidupan seorang anak. Hal ini terjadi pada anak-anak yatim atau anak-anak yang dalam kehidupan sehari-harinya tidak menjalin hubungan yang dekat dengan sang ayah. Seorang anak yang mengalami fatherless akan berisiko kurang semangat dalam belajar, sehingga terjadi drop-out dari bangku sekolahnya. Penelitian ini ditulis untuk melihat sejauh mana dampak fatherless dalam islam dan dampaknya pada perkembangan psikologis anak. Tujuannya tidak lain ialah untuk membuat perubahan dan antisipasi terkait dengan pengasuhan dan peranan ayah dalam mendidik anak. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan menelaah data kepustakaan berupa literatur terdahulu. Dari penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa ketiadaan peran-peran penting tersebut akan berdampak pada rendahnya harga diri, adanya perasaan marah, malu karena merasa berbeda dari teman teman yang memiliki hubungan yang dekat dengan sang ayah. Kehilangan peran ayah juga menyebabkan seorang anak akan merasakan kesepian, kecemburuan, merasa kehilangan, yang disertai pula oleh rendahnya kontrol diri, inisiatif, keberanian mengambil resiko, dan kesejahteraan psikologi, serta kecenderungan memiliki masalah terkait psikologi.
Copyrights © 2024