feminisme jepang kontemporer, khususnya perspektif sakiko murota. Dalam dunia modern yang ditandai oleh percepatan teknologi, globalisasi dan perubahan struktur sosial, perempuan menghadapi berbagai tantangan yang bersifat ambivalen. Di satu sisi lain muncul tekanan structural baru yang membentuk Kembali ketimpangan gender. Sakiko murota sebagai tokoh feminis jepang menyoroti bagaimana kapitalisme modern dan budaya patriarki masih terus mereproduksi ketidak adilan terhadap perempuan, terutama dalam ranah kerja, keluarga, dan representasi sosial. Makalah ini mengkaji pemikiran murota tentang pentingnya kesadaran kolektif perempuan untuk membentuk solidaritas transnasional yang melampaui batas-batas budaya dan negara. Disamping itu dibahas pula bagaimana pendekatan feminisme murota berupaya menggabungkan nilai-nilai tradisional asia dengan semangat kesetaraan modern, menciptakan kerangka pemikiran yang relevan dengan dinamika perempuan di asia, termasuk Indonesia.Perkembangan zaman yang ditandai dengan arus globalisasi dan kemodernan telah membawa perubahan signifikan dalam struktur sosial, budaya, dan peran gender dalam masyarakat. Dalam konteks ini, perempuan kerap mengalami ambivalensi antara tuntutan tradisi dan dorongan modernitas. Jurnal ini bertujuan untuk mengkaji posisi perempuan dalam arus kemodernan melalui perspektif feminisme Islam yang ditawarkan oleh pemikir Jepang, Sakiko Murata. Pendekatan Murata yang menekankan pada kesetaraan spiritual dan keseimbangan antara aspek maskulin-feminin dalam ajaran Islam menawarkan wacana alternatif terhadap narasi feminisme Barat yang dominan. Melalui metode kualitatif-deskriptif dan studi pustaka, penelitian ini membahas bagaimana pemikiran Murata dapat digunakan untuk merefleksikan eksistensi perempuan Muslim di era modern, khususnya di Indonesia. Hasil kajian menunjukkan bahwa konsep "androgini spiritual" Murata membuka ruang bagi perempuan untuk berdaya tanpa harus kehilangan identitas spiritual dan kulturalnya. Jurnal ini diharapkan dapat menjadi kontribusi bagi pengembangan diskursus feminisme Islam yang lebih kontekstual dan inklusif.
Copyrights © 2025