Pandemi COVID-19 telah mengubah secara signifikan lanskap pendidikan global, memaksa guru untuk beradaptasi secara cepat dengan sistem pembelajaran daring. Namun, perubahan mendadak ini disertai dengan tekanan psikologis yang tinggi, sehingga memunculkan fenomena burnout di kalangan pendidik. Artikel ini bertujuan untuk mengeksplorasi fenomena burnout di kalangan guru pascapandemi, dengan membandingkan kondisi guru di sekolah negeri dan swasta. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan studi kasus, melibatkan wawancara mendalam terhadap 12 guru dari berbagai jenjang pendidikan di dua jenis institusi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun kedua jenis sekolah mengalami burnout, guru di sekolah swasta cenderung mengalami tekanan lebih besar terkait tuntutan performa dan ketidakpastian kerja, sedangkan guru di sekolah negeri lebih terbebani oleh beban administratif dan kurangnya dukungan psikososial. Temuan ini menggarisbawahi pentingnya kebijakan pemulihan kesehatan mental bagi pendidik dalam konteks pascapandemi.
Copyrights © 2025