Menanggapi tuntutan pendidikan abad ke-21 untuk lingkungan yang lebih menarik dan berpusat pada siswa, strategi pedagogis yang menumbuhkan hubungan yang mendalam sangat penting. Sementara mendongeng diakui sebagai alat pengajaran yang kuat, proses perkembangannya dalam pendidikan guru pra-jabatan masih kurang dieksplorasi. Artikel ini mengeksplorasi peran kemampuan mendongeng dalam menciptakan pengalaman belajar yang menarik dari perspektif dan praktik guru pra-jabatan. Menggunakan metodologi fenomenologis kualitatif, didasarkan pada literatur ekstensif dan penelitian perpustakaan, penelitian ini mengumpulkan data melalui wawancara mendalam, pengamatan praktik pengajaran, dan analisis artefak pedagogis seperti rencana pelajaran dan jurnal reflektif. Temuan ini menerangi perjalanan transformatif di mana persepsi guru prajabatan tentang mendongeng berkembang dari teknik sederhana menjadi filosofi pedagogis inti. Peserta menavigasi kecemasan performatif yang signifikan untuk menemukan suara bercerita yang otentik, menyadari peran gandanya sebagai jembatan emosional untuk terhubung dengan siswa dan alat manajemen kelas yang proaktif. Studi ini lebih lanjut mengungkapkan bahwa para pendidik pemula ini mengembangkan proses sistematis untuk merancang narasi pembelajaran, secara efektif menerjemahkan konten kurikulum abstrak menjadi cerita yang menarik dan mudah diingat. Penelitian ini menyimpulkan bahwa mendongeng adalah kompetensi inti multifaset untuk guru prajabatan, mengintegrasikan desain instruksional dengan kecerdasan sosio-emosional. Ini sangat merekomendasikan integrasi pedagogi naratif yang eksplisit dan terstruktur ke dalam kurikulum pendidikan guru untuk mempersiapkan pendidik masa depan dengan lebih baik untuk menciptakan lingkungan belajar yang benar-benar menginspirasi.
Copyrights © 2025