ABSTRAKProyek Jembatan Krueng Peudada merupakan proyek yang dijadwalkan selama dua tahun dari Agustus 2022 hingga April 2024. Proyek ini awalnya direncanakan memakan waktu 15minggu dan membutuhkan anggaran sebesar Rp13.534.735.282,73 hingga bulan Maret. Pada tahap saat ini, realisasi proyek baru mencapai 24,82%, jauh tertinggal dari rencana progres 49,48% hingga bulan Maret. Keterlambatan ini berpotensi berdampak pada jadwal dan anggaran proyek secara keseluruhan, yang menyebabkan penundaan lebih lanjut pada tahap-tahap berikutnya. Penelitian ini bertujuan untuk mempercepat penyelesaian tugas- tugas proyek dengan cara mengurangi risiko keterlambatan lebih lanjut. Data yang diperlukan diperoleh melalui dokumentasi, observasi, dan wawancara, dan dianalisis dengan menggunakan metode Crash Duration. Untuk mengatasi keterlambatan, beberapa analisis skenario percepatan diusulkan. Skenario pertama melibatkan kerja lembur selama dua jam per hari, yang menghasilkan percepatan selama 4 hari dan tambahan anggaran sebesar Rp219.544.837,89. Skenario kedua diusulkan dengan cara kerja lembur empat jam per hari, menghasilkan percepatan selama satu minggu dan tambahan anggaran sebesar Rp613.389.034,22. Sedangkan skenario terakhir, diusulkan kerja lembur enam jam per hari, yang menghasilkan percepatan selama tiga minggu dan tambahan anggaran sebesar Rp2.682.537.529,09. Dengan menerapkan salah satu dari skenario tersebut, akan menghasilkan percepatan kemajuan proyek, mengurangi risiko penundaan lebih lanjut, dan meningkatkan kinerja proyek secara keseluruhan. Namun, pemilihan skenario yang paling sesuai juga harus dipertimbangkan faktor-faktor seperti keterbatasan anggaran, ketersediaan sumber daya, dan potensi pertukaran antara waktu dan biaya. dalam memastikan penyelesaian Proyek Jembatan Krueng Peudada secara tepat waktu dan efisien. Kata kunci: Keterlambatan, Crash Duration, Pengendalian, Jam Lembur.
Copyrights © 2023