Penggunaan konsep intermedia dalam pertunjukan teater di Indonesia semakin berkembang seiring hadirnya perangkat teknologi seperti kamera, proyektor, dan sistem tata suara. Kehadiran teknologi tersebut membuka ruang eksplorasi artistik yang menjadikan teater tidak hanya sebagai medium representasi, tetapi juga sebagai arena pertemuan berbagai media. Salah satu kelompok yang mengeksplorasi intermedia adalah Solid Art Indonesia, kelompok seni pertunjukan asal Kota Serang, Banten. Melalui karyanya berjudul Ibunda Suri, Solid Art Indonesia menggabungkan boneka, tari, musik, dan proyeksi visual ke dalam satu kesatuan karya.Penelitian ini bertujuan menganalisis penerapan konsep intermedia dalam membangun estetika pertunjukan Ibunda Suri. Analisis didasarkan pada perspektif teoritik yang diusulkan oleh Petern Eckersall dalam buku New Media Dramaturgy, yang menekankan bagaimana media baru dan praktik dramaturgis berinteraksi dalam proses kreatif. Metode yang digunakan adalah kualitatif, dengan fokus pada pencarian bentuk intermedialitas dari elemen-elemen yang hadir dalam pertunjukan.Hasil penelitian menunjukkan bahwa intermedialitas terutama tampak pada kerja penyutradaraan yang melibatkan aspek skenografi, interaksi aktor manusia dan non-manusia, serta naskah sebagai catatan produksi. Selain itu, dimensi sejarah dan kepenontonan juga muncul, meskipun belum sepenuhnya memperoleh ruang dalam kerangka konseptual intermedia.
Copyrights © 2025