Penelitian ini dilatarbelakangi oleh melemahnya karakter religius siswa di Indonesia pada era digital. Arus informasi yang cepat, perubahan budaya, serta berkurangnya pengawasan nilai-nilai moral di lingkungan keluarga mendorong sekolah untuk memperkuat pendidikan karakter melalui pembiasaan keagamaan. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan teori behavioristik Clark Hull terkait pembentukan perilaku, menganalisis penerapannya di sekolah sebagai dasar pembentukan karakter religius, serta menjelaskan efektivitas pendekatan tersebut pada siswa di SMA Muhammadiyah Darul Arqom Karanganyar. Menurut Clark Hull, perilaku terbentuk melalui hubungan stimulus–respons yang diperkuat melalui pengulangan hingga menjadi kebiasaan (habit). Dalam pendidikan keagamaan, penguatan berupa kegiatan keagamaan yang dilakukan terus-menerus dapat membentuk respons positif siswa terhadap praktik ibadah sehingga berkembang menjadi karakter religius. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan teknik wawancara kepada kepala sekolah, guru PAI, dan siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa SMA Muhammadiyah Darul Arqom secara konsisten menerapkan pembiasaan keagamaan seperti shalat dhuha, shalat wajib berjamaah, tahfiz, kajian rutin, dan kegiatan sosial. Pembiasaan ini membentuk sikap disiplin, kesopanan, serta kepedulian sosial pada siswa. Temuan ini sejalan dengan teori Hull bahwa penguatan dan pengulangan merupakan kunci terbentuknya perilaku. Meskipun demikian, penelitian menegaskan bahwa teori Hull perlu dilengkapi dengan penanaman makna ibadah dan keterlibatan orang tua agar karakter religius tidak berhenti pada perilaku lahiriah, tetapi mampu tertanam secara mendalam dalam diri siswa.
Copyrights © 2026