Penelitian ini menganalisis fenomena uslūb al-iltifāt al-nahwī dalam Surah al-Baqarah dan Āli ‘Imrān dengan tujuan mengungkap fungsi semantik-retorisnya dalam kerangka Ma’ānī–Badī’. Pendekatan kualitatif berbasis analisis teks dan korpus-stilistik digunakan untuk mengidentifikasi pola peralihan persona, bentuk kalimat, dan dampaknya terhadap makna. Dari 45 kasus iltifāt yang ditemukan, 62% merupakan peralihan dari al-takallum (persona I) ke al-ghāʾibah (persona III), sedangkan 26% menunjukkan pola sebaliknya, dan sisanya merupakan variasi struktural seperti jumlah fiʿliyyah ke jumlah ismiyyah. Hasil menunjukkan bahwa peralihan ini menciptakan kohesi semantik dan efek retoris berupa penegasan (ta’kīd), pengagungan (taʕẓīm), serta penjelasan (tabyīn), yang semuanya memperkaya keindahan stilistika Qur’ani. Integrasi teori Ma’ānī–Badī’ dengan pendekatan korpus-stilistik menunjukkan bahwa perubahan dhamīr bukanlah penyimpangan, melainkan strategi semantik untuk menjaga kesesuaian makna dengan konteks tuturan (muṭābaqat al-kalām li-muqtaḍā al-ḥāl). Studi ini memperkuat posisi iltifāt sebagai sistem komunikasi ilahi yang konsisten secara linguistik, semantik, dan estetis, sekaligus berkontribusi pada pengembangan teori stilistika Qur’ani modern berbasis analisis digital.
Copyrights © 2025