Penelitian ini menganalisis faktor penentu likuiditas pada bank digital di Indonesia dengan menguji pengaruh kinerja keuangan (Return on Assets/ROA, Non-Performing Loans/NPL, Capital Adequacy Ratio/CAR) dan inflasi. Data diambil dari laporan keuangan lima bank digital terkemuka (Bank Jago, AlloBank, Blu BCA, Neo Commerce, dan Seabank) periode 2020–2023, dianalisis menggunakan regresi linear berganda. Hasil menunjukkan ROA berpengaruh negatif signifikan terhadap likuiditas, bertentangan dengan studi konvensional, yang dijelaskan oleh prioritas bank digital pada efisiensi operasional ketimbang cadangan likuiditas. Sementara itu, NPL, CAR, dan inflasi tidak signifikan, mengindikasikan kemampuan mitigasi risiko unik melalui teknologi dan struktur biaya rendah. Temuan ini memperkaya literatur likuiditas perbankan digital di pasar berkembang, menekankan perlunya pendekatan regulasi dan manajemen risiko yang sesuai dengan karakteristik digital. Implikasinya mencakup rekomendasi bagi regulator untuk merancang stress test spesifik dan bagi bank digital untuk menyeimbangkan profitabilitas dengan stabilitas likuiditas.
Copyrights © 2025