Ritual Mangokal Holi, yang berarti penggalian kembali jenazah leluhur, merupakan salah satu tradisi paling suci dalam budaya Batak Toba. Selama beberapa dekade terakhir, makna ritual ini telah mengalami transformasi signifikan sejalan dengan perkembangan pariwisata budaya di kawasan Danau Toba, khususnya di Balige dan Samosir. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji bagaimana komunitas Batak Toba menafsirkan ulang makna ritual Mangokal Holi dalam konteks sosial, spiritual, dan ekonomi modern. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain studi kasus etnografi reflektif. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam, observasi partisipatif, dan analisis dokumen, melibatkan pemimpin tradisional, tokoh agama, dan praktisi pariwisata. Temuan menunjukkan pergeseran fungsi Mangokal Holi dari ritual eksklusif dan suci menjadi representasi sosial yang lebih terbuka dan inklusif. Saat ini, ritual ini tidak hanya berfungsi sebagai ungkapan penghormatan kepada leluhur, tetapi juga sebagai sarana pendidikan budaya, penguatan identitas kolektif, dan sumber manfaat ekonomi bagi komunitas lokal. Transformasi ini menggambarkan kemampuan masyarakat Batak Toba untuk menyeimbangkan nilai-nilai spiritual dengan tuntutan ekonomi pariwisata modern tanpa mengorbankan esensi warisan adat mereka. Studi ini berkontribusi pada diskusi teoretis tentang adaptasi budaya dan pariwisata berkelanjutan yang berakar pada kebijaksanaan lokal, sekaligus memberikan rekomendasi praktis untuk pengembangan manajemen pariwisata budaya yang menghormati spiritualitas dan nilai-nilai asli.
Copyrights © 2025